Authors
Dhini. Dewiyanti
Publication date
2014/8/23
Conference
Prosiding SERAP UGM
Volume
3
Pages
39-46
Publisher
UGM
Description
Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena ramainya kegiatan di Masjid Salman, sebagai suatu hal yang cukup unik, mengingat kebanyakan masjid terlihat aktif hanya pada peristiwa solat wajib saja. Fenomena kegiatan yang didominasi kaum muda ini memberikan pencitraan bagi Masjid Salman sebagai simbol masjid anak muda perkotaan. Manusia mulai bisa memberikan nilai pada tempat yang satu dengan tempat yang lain, ketika tempat dan karya arsitektur memiliki perbedaan makna. Kemampuan untuk merasakan nilai dari sebuah tempat bisa muncul karena tempat tersebut memiliki sense of place. Penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan bagaimana sense of place terbangun oleh masyarakat pengguna Masjid Salman sehingga mampu tampil sebagai masjid yang aktif dengan berbagai kegiatan. Masjid Salman menjadi objek penelitian karena keberbedaannya dengan gaya masjid lainnya pada penghujung tahun 1970-an. Bentuknya yang mendobrak pemahaman bentuk masjid saat itu, menjadikannya sebagai masjid fenomenal yang mempelopori munculnya istilah “masjid kampus” di Indonesia. Melalui pendekatan kualitatif terhadap sejumlah subjek yang memiliki kriteria kedekatan terhadap masjid minimal selama dua tahun, peneliti mengungkap adanya sense of place dari pengguna ruang yang dapat dibagi dalam empat generasi: (1) generasi 60-an, (2) generasi 70-an, (3) generasi 80/90-an, dan (4) generasi 2000-an. Hasil penelitian terhadap keempat generasi yang ada, menunjukkan adanya kategori pencetus keterikatan terhadap tempat yang dapat digolongkan pada lima kelompok: spiritual, ideologikal, naratif …
Total citations